Kosmetik Hati (Bagian : 2)


HASUD

Bapak-bapak ibu-ibu yang saya hormati diantara akhlak yang buruk lagi adalah sifat hasud atau iri hati, hasud yaitu tidak suka orang lain mendapat nikmat dari Allah dan ingin sekali nikmat itu hilang darinya, dalam kitab Tanwirul qulub karangan syekh Muhammad Amin Al-Kurdi dan dalam kitab tanbihul ghofilin karangan Assamarqondi menyebutkan bahwa syekh Hasan Bashri berkata hai ibnu Adam kenapa kamu hasud kepada saudaramu? Jika orang yang di beri nikmat oleh Allah itu karena kemuliaannya, kenapa kamu hasud terhadap orang yang dimuliakan Allah? Jika bukan karena itu maka tidak baik atau buat apa kita hasud terhadap orang yang kembalinya ke neraka.

Hasud itu membakar kebaikan sebaimana api membakar kayu kering sebagaimana dalam hadits Nabi yang diriayatkan sayyid Hasan
عن الحسن أن النبي صلى اللَّه عليه وسلم قال "إن الغلّ والحسد يأكلان الحسنات كما تأكل النار الحطب"
Sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu kering. Bapa-bapa ibu-ibu semoga kita semua selamat dari perbuatan hasud dan semoga sifat hasud di jauhkan dari kita semua sebab orang hasud di dunianya saja akan mendapat lima siksaan yaitu 1. Susah yang tidak ada putusnya, 2. Musibah yang tidak mendapatkan pahala, 3. Mendapat celaan dari orang-orang, 4. Mendapat kebencian dari Allah. 5. Ditutupnya pintu taufiq dari Allah, Na-udzu billah min dzalik.

Dalam kitab tanbihul ghofilin karangan Assamarqondi bahwa Sebagian ahli Hikmah berkata orang hasud menampakkan lima hal yaitu 1. membenci semua nikmat yang ada pada orang lain, 2. Membenci bagian yang diberikan kepada orang lain seolah-olah mengatakan kepada Allah kenapa Allah memberi itu kepadanya. 3. Merasa susah dengan keutamaan Allah yang di berikan kepada orang lain 4. Ia menghina kekasih Allah sebab ia ingin menghina orang yang mendapat anugrah dari Allah dan mengharapkan nikmat itu hilang darinya, 5. Ia menolong musuh Allah yaitu Iblis,  dikatakan bahwa “orang hasud mendapat celaan dan hinaan dari orang-orang, mendapat kebencian dan laknat dari para malaikat, merasa gelisah, resah dan susah, mendapat takut dan kesulitan saat sakarotul maut, mendapat celaan saat duduk bersama teman, mendapat api yang panas dalam neraka.

Orang hasud doanya tidak di ijabah oleh Allah swt. Sebagaimana dalam kitab Tanwirul qulub dan kitab tanbihul ghofilin yang dikatakan oleh sebagian ulama ahli Makrifat bahwa tiga orang do’anya tidak di ijabah yaitu 1. Orang yang makan dari harta haram semoga kita semua mendapat pertolongan dari Allah bisa menjauhi harta haram, 2. Orang yang banyak ghibah atau membicarakan orang lain yang orang tersebut tidak menyukainya walaupun memang orang tersebut melakukan perbuatan yang diceritakan, 3. Orang yang di hatinya ada sifat hasud kepada orang muslim.

Dalam kitab tanbihul Ghofilin karangan syekh Muhammad bin Nashr Assamarqondi menerangkan Bahwa Awal dosa yang dilakukan dilangit dan di bumi adalah hasud, hasud yang di langit adalah Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam ketika Allah memerintahnya, sambil mengatakan saya diciptakan dari Api sedang adam dari tanah, lantas Iblis menghasud nabi Adam dan Allah melaknatinya, sedangkan dosa yang di bumi adalah Qobil hasud kepada Habil dan membunuhnya
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنْ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّه مِنْ المُتَّقِينَ

Akhnaf bin qois berkata orang hasud tidak akan mendapatkan kesenangan, orang bakhil (pelit) tidak akan bisa memenuhi haknya, tidak akan mempunyai teman orang yang membosankan, tidak akan mempunyai harga diri orang yang berdusta, dan tidak mempunyai pendapat orang yang berkhiyanat, dan tidak akan mulia orang yang jelek akhlaknya. Sebagian Ahli Hikmah berkata saya tidak pernah melihat orang yang menganiaya seperti orang yang dia aniaya yaitu orang yang berbuat hasud. Orang Qonaah tidak akan hasud, Dalam kitab Mustathrof fi kulli fannin mustadzrof karangan Al-asybihi
من قنع بعطائه لم يدخله حسد.
 Orang yang qonaah atas pemberian Allah maka tidak akan kemasukan sifat hasud”

Bapak-bapak ibu-ibu yang saya hormati, orang yang hasud itu menentang hukum yang telah ditetapkan Allah, hasud yang diperbolehkan itu ada dua yaitu hasud kepada orang alim atau ahli quran yang mengajarkan dan mengamalkan ilmunya dan hasud kepada orang kaya yang menginfaqkan hartanya kepada kebaikan. Artinya jika bersungguh-sungguh ingin melakukan amal seperti amalnya dalam melakukan kebaikan seperti sholat malam dan sedekah maka hasud itu baik, jika hasudnya ingin amal tersebut hilang darinya maka hasud semacam ini tidak boleh, begitu juga jika melihat orang yang menginfaqkan hartanya dan mengharapkan agar harta itu bisa di milikinya maka itu hasud yang dilarang, jika mengharapkan mempunyai harta yang sepertinya dan bisa menginfaqkan hartanya seperti dia maka ini tidak tercela.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّه بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ} وقال في آية أخرى {وَاسْأَلُوا اللَّه مِنْ فَضْلِهِ}

Kosmetik Hati (Bagian : 3)

Related Posts: