HASUD
Bapak-bapak ibu-ibu yang saya hormati diantara
akhlak yang buruk lagi adalah sifat hasud atau iri hati, hasud yaitu tidak suka
orang lain mendapat nikmat dari Allah dan ingin sekali nikmat itu hilang
darinya, dalam kitab Tanwirul qulub karangan syekh Muhammad Amin Al-Kurdi dan
dalam kitab tanbihul ghofilin karangan Assamarqondi menyebutkan bahwa syekh
Hasan Bashri berkata hai ibnu Adam kenapa kamu hasud kepada saudaramu? Jika
orang yang di beri nikmat oleh Allah itu karena kemuliaannya, kenapa kamu hasud
terhadap orang yang dimuliakan Allah? Jika bukan karena itu maka tidak baik
atau buat apa kita hasud terhadap orang yang kembalinya ke neraka.
Hasud itu membakar kebaikan sebaimana api
membakar kayu kering sebagaimana dalam hadits Nabi yang diriayatkan sayyid
Hasan
عن الحسن أن النبي صلى اللَّه عليه وسلم قال
"إن الغلّ والحسد يأكلان الحسنات كما تأكل النار الحطب"
Sesungguhnya hasud itu memakan
kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu kering. Bapa-bapa ibu-ibu semoga
kita semua selamat dari perbuatan hasud dan semoga sifat hasud di jauhkan dari
kita semua sebab orang hasud di dunianya saja akan mendapat lima siksaan yaitu
1. Susah yang tidak ada putusnya, 2. Musibah yang tidak mendapatkan pahala, 3.
Mendapat celaan dari orang-orang, 4. Mendapat kebencian dari Allah. 5.
Ditutupnya pintu taufiq dari Allah, Na-udzu billah min dzalik.
Dalam kitab tanbihul ghofilin karangan
Assamarqondi bahwa Sebagian ahli Hikmah berkata orang hasud menampakkan lima
hal yaitu 1. membenci semua nikmat yang ada pada orang lain, 2. Membenci bagian
yang diberikan kepada orang lain seolah-olah mengatakan kepada Allah kenapa
Allah memberi itu kepadanya. 3. Merasa susah dengan keutamaan Allah yang di
berikan kepada orang lain 4. Ia menghina kekasih Allah sebab ia ingin menghina
orang yang mendapat anugrah dari Allah dan mengharapkan nikmat itu hilang
darinya, 5. Ia menolong musuh Allah yaitu Iblis, dikatakan bahwa “orang hasud mendapat celaan
dan hinaan dari orang-orang, mendapat kebencian dan laknat dari para malaikat,
merasa gelisah, resah dan susah, mendapat takut dan kesulitan saat sakarotul
maut, mendapat celaan saat duduk bersama teman, mendapat api yang panas dalam
neraka.
Orang hasud doanya tidak di ijabah oleh Allah
swt. Sebagaimana dalam kitab Tanwirul qulub dan kitab tanbihul ghofilin yang
dikatakan oleh sebagian ulama ahli Makrifat bahwa tiga orang do’anya tidak di
ijabah yaitu 1. Orang yang makan dari harta haram semoga kita semua mendapat
pertolongan dari Allah bisa menjauhi harta haram, 2. Orang yang banyak ghibah
atau membicarakan orang lain yang orang tersebut tidak menyukainya walaupun
memang orang tersebut melakukan perbuatan yang diceritakan, 3. Orang yang di
hatinya ada sifat hasud kepada orang muslim.
Dalam kitab tanbihul Ghofilin karangan syekh
Muhammad bin Nashr Assamarqondi menerangkan Bahwa Awal dosa yang dilakukan
dilangit dan di bumi adalah hasud, hasud yang di langit adalah Iblis enggan
sujud kepada Nabi Adam ketika Allah memerintahnya, sambil mengatakan saya
diciptakan dari Api sedang adam dari tanah, lantas Iblis menghasud nabi Adam
dan Allah melaknatinya, sedangkan dosa yang di bumi adalah Qobil hasud kepada
Habil dan membunuhnya
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ
بِالحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ
يُتَقَبَّلْ مِنْ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ
اللَّه مِنْ المُتَّقِينَ
Akhnaf bin qois berkata orang hasud tidak akan
mendapatkan kesenangan, orang bakhil (pelit) tidak akan bisa memenuhi haknya,
tidak akan mempunyai teman orang yang membosankan, tidak akan mempunyai harga
diri orang yang berdusta, dan tidak mempunyai pendapat orang yang berkhiyanat,
dan tidak akan mulia orang yang jelek akhlaknya. Sebagian Ahli Hikmah berkata
saya tidak pernah melihat orang yang menganiaya seperti orang yang dia aniaya
yaitu orang yang berbuat hasud. Orang Qonaah tidak akan hasud, Dalam kitab
Mustathrof fi kulli fannin mustadzrof karangan Al-asybihi
من قنع بعطائه لم يدخله حسد.
“Orang yang qonaah atas pemberian Allah maka tidak
akan kemasukan sifat hasud”
Bapak-bapak ibu-ibu yang saya hormati, orang
yang hasud itu menentang hukum yang telah ditetapkan Allah, hasud yang
diperbolehkan itu ada dua yaitu hasud kepada orang alim atau ahli quran yang
mengajarkan dan mengamalkan ilmunya dan hasud kepada orang kaya yang
menginfaqkan hartanya kepada kebaikan. Artinya jika bersungguh-sungguh ingin
melakukan amal seperti amalnya dalam melakukan kebaikan seperti sholat malam
dan sedekah maka hasud itu baik, jika hasudnya ingin amal tersebut hilang
darinya maka hasud semacam ini tidak boleh, begitu juga jika melihat orang yang
menginfaqkan hartanya dan mengharapkan agar harta itu bisa di milikinya maka
itu hasud yang dilarang, jika mengharapkan mempunyai harta yang sepertinya dan
bisa menginfaqkan hartanya seperti dia maka ini tidak tercela.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّه بِهِ
بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ} وقال في آية أخرى {وَاسْأَلُوا اللَّه مِنْ فَضْلِهِ}
Kosmetik Hati (Bagian : 3)