Kosmetik Hati Bagian 1


Kita umat islam wajib membersihkan hati kita dari perbuatan-perbuatan yang buruk khususnya perbuatan hati seperti sombong, ujub, riya, hasud, ghibah, dll. Diantara akhlak yang buruk adalah riya.
Riya termasuk Syirik Ashghor, sebagaimana hadits Nabi saw

أن النبي صلى اللَّه عليه وسلم قال: "أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر. قالوا يا رسول اللَّه وما الشرك الأصغر؟ قال الرياء، يقول اللَّه تعالى يوم يجازي العباد بأعمالهم: "اذهبوا إلى الذين كنتم تراءون في الدنيا فانظروا هل تجدون عندهم خيرا".

Nabi saw bersabda” yang paling saya takutkan dari kalian adalah perbuatan syirik Ashghor, para sahabat bertanya wahai rosulullah apakah syirik ashghor itu? Nabi menjawab “riya” nanti pada hari qiyamat hari pembalasan amal hamba Allah berfirman“pergilah kepada orang yang menjadikan amalmu itu karenanya waktu di dunia dan mintalah balasanmu! Maka lihatlah pasti kamu tidak akan mendapatkan balasan kebaikan.

riya adalah mencari tempat tinggi di hati orang-orang agar mendapat pangkat dan keagungan. Cinta pengkat itu termasuk menuruti hawa nafsu dan kebanyakan orang rusak dengan sebab perbuatan ini, orang yang banyak ilmunya, banyak ibadahnya jika yang membangkitkannya itu adalah agar di pandang oleh orang-orang, maka itu bisa melebur amal sebagaimana dalam hadits Nabi saw sesungguhnya orang yang mati di medan perang pada hari qiyamat di masukkan ke neraka terus ia berkata wahai Tuhanku aku mati di medan perang membela agamaMu? Allah menjawab kamu berperang itu bukan membela agamaku tapi agar kamu dikatakan orang-orang sebagai orang hebat dan pemberani dan kamu telah mendapatkannya, dan semacam ini dikatakan juga kepada  orang Alim, haji dan hafidz al Quran yang berbuat riya. (Al Ghozali, Bidayatul Hidayah: 78).

Riya itu banyak sekali macamnya dalam kitab Muroqil ubudiyyah karangan kiyai Nawawi banten bahwa “riya dikumpulkan dalam lima macam yaitu :
1.      Riya dalam beragama dengan badan seperti badan ceking, agar dikatakan orang bahwa ia banyak puasa atau sedikit makan, atau badan terlihat kuning loyo agar terlihat oleh orang bahwa ia banyak begadang ibadah di malam hari, atau badan semrawut agar kelihatan ia banyak susah memikirkan tentang agama.
2.      Riya dalam tingkah laku dan pakaian seperti menundukkan kepala saat berjalan, lamban dalam bergerak, menampakkan bekas sujud, memakai pakaian yang tambalan, memakai pakaian yang kotor.

Macam riya yang ketiga adalah
3.      Riya dengan ucapan seperti berkata dengan kata-kata hikmah, banyak dzikir di hadapan manusia, amar am’ruf nahi mungkar dihadapan manusia, menampakkan kemarahan terhadap kemungkaran di hadapan manusia, dan menampakkan kegelisahan terhadap orang-orang yang maksiat, menampakkan suara lemah saat bicara, membaca al-quran dengan suara merintih di hadapan orang agar terlihat takut kepada Allah, dan sedih.
4.      Riya dengan Perbuatan seperti ketika sholat lama dalam berdiri, ruku dan sujud, tidak menoleh dan menampakkan kelihatannya tenang, menyempurnakan kedua kaki dan kedua tangan juga dalam puasa, haji, sedekah dan memberi makanan.
5.      Riya terhadap teman-teman, para pengunjung, teman kumpulan seperti mengunjungi orang alim, ahli ibadah atau penguasa atau raja dan sebawahnya atau pekerja sultan agar dikatakan ia mengambil berkah dari mereka sebab dengan anggapan orang begitu ia mendapat derajat tinggi dalam agama, atau banyak menuturkan para syekh agar dianggap bahwa ia banyak bertemu para syekh dan mengambil ilmu dari mereka dan membanggakan syekh-syekh itu. (Al-Bantani, Muroqil Ubudiyyah: 78).

Orang riya itu penipu ia kelihatannya beramal akherat tapi ternyata yang dicarinya adalah dunia seperti pujian pangkat derajat harta benda dll. Orang riya diakherat tidak akan mendapat balasan dari Allah, Allah paling tidak butuh persekutuan, Allah tidak butuh amal yang bukan karena Allah atau bersekutu dengan lainnya jika ada yang beramal bukan karena Allah maka Allah tidak akan membalasnya dan ia akan dimasukkan kedalam neraka. Sebagaimana dalam Alquran
قال تعالى: {مَنْ كَانَ يُرِيدُ العَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا  ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُوماً مَدْحُوراً}
Artinya barang siapa ingin balasan amalnya itu dunia bukan akherat maka kami akan memberinya di dunia sebanyak yang ia inginkan dari dunia itu, kemudian diakherat kami tetapkan ia masuk neraka jahannam yang akan mendapat celaan dan jauh dari rahmat Allah.

Bapa-bapa ibu-ibu yang kami hormati bahwa beramal karena dunia itu tidak akan mendapat pahala, hanya mendapat pegal dan cape, sedangkan orang yang beramal karena Allah akan diterima dan mendapat balasan baik dari Allah sebagaimana dalam Alquran
 {وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَاوَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوراً كُلا نُمِدُّ هَؤُلاء وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَوَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُوراً}
Artinya barang siapa menginginkan akherat dan beramal untuk akherat dengan melakukan amal-amal sholeh karena Allah dan ia mukmin maka mereka itu orang-orang yang beramal mencari pahala akherat maka amalnya diterima setiap orang dari mereka mendapat rizqi dari Tuhanmu dan pemberian Allah itu tidak ada yang bisa mencegah.

Dalam kitab tanbihul ghofilin diceritakan dari sebagian ahli hikmah bahwa perumpamaan orang yang beramal karena riya dan sum’ah itu laksana orang yang keluar dari pasar dan membawa kantong dengan penuh isi batu, orang-orang mengatakan banyak sekali belanjaannya tapi kenyataannya itu tidak ada yang bisa dimakan dan tidak mendapat manfaat selain pujian manusia itu dan orang riya di akherat tidak mendapatkan pahala sebagaimana firman Allah
قال اللَّه تعالى: {وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُوراً}
Artinya amal-amal yang telah mereka lakukan bukan karena Allah itu Kami membatalkan pahalanya dan kami menjadikannya sebagaimana debu yang bertaburan di udara, naudzu billahi min dzalik.

Seorang ahli hikmah berkata “Barang siapa mengamalkan tujuh hal tanpa adanya tujuh maka akan sia-sia amalnya tidak ada manfaatnya
1.      Barang siapa mengatakan takut kepada Allah akan tetapi tidak meninggalkan larangannya maka ucapannya bohong.
2.      Barang siapa mengatakan saya mengharap pahala dari Allah tapi tidak mencarinya dengan amal sholeh maka sia-sia ucapannya
3.      Barang siapa hatinya berniat taat kepada Allah dan melakukan kebaikan akan tetapi tidak melaksanakan pekerjaan taat tersebut maka sia-sia niatnya.
4.      Barang siapa berdo’a kepada Allah agar mendapat taufiq dari Allah akan tetapi tidak sungguh-sungguh  atau tidak dibarengi dengan pekerjaannya maka sia-sia do’anya. Sebaiknya bersungguh-sungguhlah agar Allah memberi taufiq tersebut sebagaimana firman Allah
قال اللَّه تعالى: {وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّه لَمَعَ المُحْسِنِينَ}
Artinya “Orang yang bersungguh-sungguh dalam taat kepada-Ku maka kami akan memberi petunjuk jalan-jalan menuju kami dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik”.
5.      Barang siapa membaca istighfar tapi tidak menyesali dosa yang telah di kerjakannya maka akan sia-sia saja istighfarnya.
6.      Barang siapa beramal baik saat banyak orang akan tetapi tidak melakukannya saat sunyi maka akan sia-sia amalnya.
7.      Barang siapa bersungguh-sungguh berama sholeh tapi amalnya bukan karena Allah maka amalnya akan sia-sia dan itu menipu orang lain.

Barang siapa beramal sholeh dengan tulus terus amal tersebut diikuti oleh orang lain maka ia mendapat dua pahala yaitu pahala amalnya dan pahala diikuti orang lain sebagaimana hadits Nabi saw
قال النبي صلى اللَّه عليه وسلم: "من سنّ سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة، ومن سنّ سنة سيئة فعليه وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة وأما إذا كان يعجبه أن يطلع على عمله لا لأجل الاقتداء به فإنه يخاف ذهاب أجره".
“Barang siapa melakukan amal kebaikan maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala dari orang yang mengikuti perbuatan itu sampai hari qiyamat, dan barang siapa melakukan amal kejelekan maka ia akan mendapat dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai hari qiyamat”.
Adapun jika ia memperlihatkan amalnya itu karena ujub (merasa dirinya hebat) bukan agar orang lain mengikuti jejaknya maka itu ditakutkan akan tidak mendapatkan pahalanya, Naudzu billah min dzalik.

Amal yang sedikit jika amalnya ikhlas karena Allah itu lebih baik dari pada amal banyak tidak karena Allah sebab amal sedikit jika karena Allah maka Allah akan melipat gandakan pahalanya dengan kemurahan Allah sebagaimana dalam Al quran
قال اللَّه تعالى {وَإِنْ تَكُنْ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً}
Jika kamu mempunyai satu kebaikan maka Allah akan melipat gandakannya dan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah.
Adapun amal banyak yang bukan karena Allah maka tidak akan mendapatkan pahala dan akan dimasukkan kedalam neraka jahannam Na’udzu billahi min dzalik.

وقيل لبعض الحكماء:  من المخلص؟ قال المخلص الذي يكتم حسناته كما يكتم سيئاته.
Ahli Hikmah di Tanya siapakah orang yang Ikhlas itu? Ahli Hikmah menjawab orang yang menyembunyikan kebaikan sebagaimana menyembunyikan kejelekannya, di Tanya lagi apa puncak dari ikhlas itu? Tidak suka dipuji oleh orang lain, 
Syekh dzinnun Al-Mishri ditanya bagaimana seseorang diketahui bahwa orang itu orang pikihan Allah? Syekh Dzinnun Menjawab itu bisa diketahui dengan empat hal “meninggalkan kesenangan dunia, menyedekahkan sesuatu yang dimilikinya, merasa suka saat hilangnya pangkat, dan perasaan hatinya sama dalam pujian dan celaan dari orang lain”

 Bapak-bapak ibu-ibu yang kami Hormati sesungguhnya surga itu haram atas orang pelit, orang  munafik dan orang yang riya, sebagaimana dalam hadits Nabi saw
وروى عن ابن عباس رضي اللَّه عنهما عن رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلم أنه قال: "لما خلق اللَّه تعالى جنة عدن خلق فيها ما لا عين رأيت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر، ثم قال لها تكلمي فقالت {قَدْ أَفْلَحَ المُؤْمِنُونَ} ثلاثاً، ثم قالت : إني حرام على كل بخيل ومنافق ومراء".
Ibnu Abbas ra. Meriwayatkan dari Rosulillah saw sesungguhnya Nabi bersabda “ ketika Allah menciptakan surga aden Allah menciptakan di dalamnya sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah di dengar telinga, belum pernah terbesit dalam hati, kemudian Nabi bersabda “berkatalah wahai surga! Surga menjawab qod aflahal mu’minun 3 kali (benar-benar bahagia orang-orang mukmin), kemudian surga aden berkata lagi saya haram untuk orang pelit, munafik dan orang yang riya.

Ciri-ciri orang yang berbuat riya  sebagimana yang diriwayatkan oleh sayyidina Ali itu ada empat yaitu
1.    Bermalas-malasan jika sendirian
2.    Beramal Semangat ketika di hadapan orang-orang.
3.    Bertambah amalnya jika mendapat pujian.
4.    Berkurang amalnya saat mendapat celaan orang.
Adapun baik dalam beramal itu ada tiga hal yaitu mengira bahwa amal dari Allah itu untuk menghancurkan sifat ujub, dalam amal mengharapkan ridlo Allah agar bisa menghancurkan hawa nafsunya, mencari pahala amal dari Allah agar bisa menghancurkan sifat tamak dan riya. Maka dengan tiga hal ini akan bisa ikhlas dalam beramal.   
  
Sebagian ahli Hikmah berkata agar amal kita selamat maka butuh empat hal 1. Sebelum beramal harus mengetahui ilmunya, sebab amal tanpa ilmu itu akan rusak  2. Niat dalam permulaan amalnya sebab amal tanpa niat itu tidak sah. 3. Bersabar dalam tengah melakukan amal, 4. Ikhlas ketika membacanya sebab amal tanpa ikhlas itu tidak diterima, ketika beramal ikhlas maka Allah menerimamu dan diterima oleh hati para hamba Allah sebagaimana yang diriwayatkan oleh harom bin hayyan
وروى عن هرم بن حيان أنه قال: ما أقبل عبد بقلبه إلى اللَّه تعالى إلا أقبل اللَّه تعالى بقلوب أهل الإيمان إليه حتى يرزقه مودّتهم ورحمتهم.
Diriwayatkan dari harom bin hayyan sesungguhnya ia berkata “ Tidaklah seorang hamba hatinya menghadap kepada Allah kecuali Allah menghadapkan hati ahli iman kepadanya hingga Allah memberi rizqi ia mendapat kasih sayangnya dan pengasihnya.

Orang yang mendapat ridlo dan cinta Allah itu akan dicintai Allah, para malaikat ahli langit dan seluruh makhluk di bumi, sebagaimana hadits abi huroiroh ra.
عن أبي هريرة عن النبي صلى اللَّه عليه وسلم أنه قال "إن اللَّه تعالى إذا أحب عبداً قال لجبريل إني أحب فلاناً فأحبه فيقول جبريل لأهل السماء إن ربكم يحب فلاناً فأحبوه فيحبه أهل السماء فيوضع له القبول في الأرض، وإذا أبغض اللَّه عبداً فمثل ذلك".
Dari Abi Huroiroh ra. Dari Nabi saw sesungguhnya beliau bersabda “Sesungguhnya Allah jika mencintai hambanya maka Allah berfirman kepada malaikat jibril saya mencintai si fulan maka cintalah kmu kepadanya, terus malaikat jibril berkata kepada ahli langit sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka kalian harap ikut mencintainya lantas ahli langit mencintainya dan dan sifat dicintai itu diletakkan di bumi, dan jika Allah membenci seseorang begitu pula.

 Auf bin Abdillah meriwayatkan bahwa ahli kebaikan menulis kepada temannya dengan tiga kalimat “Barang siapa beramal untuk akheratnya maka Allah mencukupi segala urusan dunianya, barang siapa memperbaiki hubungan antara dia dan Allah maka Allah memperbaiki antara dia dan seluruh manusia, barang siapa baik amalnya saat sunyi maka Allah menjadikan amalnya baik saat ramai atau banyak orang.

            Syekh Hamid Allaqqof berkata jika Allah ingin merusak seseorang maka Allah menyiksanya dengan tiga hal yaitu1. ia di beri ilmu tapi tidak mau mengamalkan ilmunya, 2. Ia berteman dengan orang sholeh tapi tidak mengetahui hak-haknya, 3. Ia di bukakan pintu taat kepada Allah tapi ia tidak ikhlas dalam beramalnya. Naudzu billah min dzalik.

https://www.facebook.com/groups/thibbun/

Kosmetik Hati (Bagian : 2 )

Related Posts: