Kita umat islam
wajib membersihkan hati kita dari perbuatan-perbuatan yang buruk khususnya
perbuatan hati seperti sombong, ujub, riya, hasud, ghibah, dll. Diantara akhlak
yang buruk adalah riya.
Riya termasuk
Syirik Ashghor, sebagaimana hadits Nabi saw
أن النبي صلى اللَّه عليه وسلم قال: "أخوف ما أخاف
عليكم الشرك الأصغر. قالوا يا رسول اللَّه وما الشرك الأصغر؟ قال الرياء، يقول
اللَّه تعالى يوم يجازي العباد بأعمالهم: "اذهبوا إلى الذين كنتم تراءون في
الدنيا فانظروا هل تجدون عندهم خيرا".
Nabi saw
bersabda” yang paling saya takutkan dari kalian adalah perbuatan syirik
Ashghor, para sahabat bertanya wahai rosulullah apakah syirik ashghor itu? Nabi
menjawab “riya” nanti pada hari qiyamat hari pembalasan amal hamba Allah
berfirman“pergilah kepada orang yang menjadikan amalmu itu karenanya waktu di
dunia dan mintalah balasanmu! Maka lihatlah pasti kamu tidak akan mendapatkan balasan
kebaikan.
riya adalah
mencari tempat tinggi di hati orang-orang agar mendapat pangkat dan keagungan.
Cinta pengkat itu termasuk menuruti hawa nafsu dan kebanyakan orang rusak
dengan sebab perbuatan ini, orang yang banyak ilmunya, banyak ibadahnya jika yang
membangkitkannya itu adalah agar di pandang oleh orang-orang, maka itu bisa
melebur amal sebagaimana dalam hadits Nabi saw sesungguhnya orang yang mati di
medan perang pada hari qiyamat di masukkan ke neraka terus ia berkata wahai
Tuhanku aku mati di medan perang membela agamaMu? Allah menjawab kamu berperang
itu bukan membela agamaku tapi agar kamu dikatakan orang-orang sebagai orang
hebat dan pemberani dan kamu telah mendapatkannya, dan semacam ini dikatakan
juga kepada orang Alim, haji dan hafidz
al Quran yang berbuat riya. (Al Ghozali, Bidayatul Hidayah: 78).
Riya itu banyak
sekali macamnya dalam kitab Muroqil ubudiyyah karangan kiyai Nawawi banten
bahwa “riya dikumpulkan dalam lima macam yaitu :
1.
Riya dalam
beragama dengan badan seperti badan ceking, agar dikatakan orang bahwa ia
banyak puasa atau sedikit makan, atau badan terlihat kuning loyo agar terlihat
oleh orang bahwa ia banyak begadang ibadah di malam hari, atau badan semrawut
agar kelihatan ia banyak susah memikirkan tentang agama.
2.
Riya dalam
tingkah laku dan pakaian seperti menundukkan kepala saat berjalan, lamban dalam
bergerak, menampakkan bekas sujud, memakai pakaian yang tambalan, memakai
pakaian yang kotor.
Macam riya yang ketiga adalah
3.
Riya
dengan ucapan seperti berkata dengan kata-kata hikmah, banyak dzikir di hadapan
manusia, amar am’ruf nahi mungkar dihadapan manusia, menampakkan kemarahan
terhadap kemungkaran di hadapan manusia, dan menampakkan kegelisahan terhadap
orang-orang yang maksiat, menampakkan suara lemah saat bicara, membaca al-quran
dengan suara merintih di hadapan orang agar terlihat takut kepada Allah, dan
sedih.
4.
Riya
dengan Perbuatan seperti ketika sholat lama dalam berdiri, ruku dan sujud,
tidak menoleh dan menampakkan kelihatannya tenang, menyempurnakan kedua kaki
dan kedua tangan juga dalam puasa, haji, sedekah dan memberi makanan.
5.
Riya
terhadap teman-teman, para pengunjung, teman kumpulan seperti mengunjungi orang
alim, ahli ibadah atau penguasa atau raja dan sebawahnya atau pekerja sultan
agar dikatakan ia mengambil berkah dari mereka sebab dengan anggapan orang
begitu ia mendapat derajat tinggi dalam agama, atau banyak menuturkan para
syekh agar dianggap bahwa ia banyak bertemu para syekh dan mengambil ilmu dari
mereka dan membanggakan syekh-syekh itu. (Al-Bantani, Muroqil Ubudiyyah: 78).
Orang riya itu
penipu ia kelihatannya beramal akherat tapi ternyata yang dicarinya adalah
dunia seperti pujian pangkat derajat harta benda dll. Orang riya diakherat
tidak akan mendapat balasan dari Allah, Allah paling tidak butuh persekutuan,
Allah tidak butuh amal yang bukan karena Allah atau bersekutu dengan lainnya
jika ada yang beramal bukan karena Allah maka Allah tidak akan membalasnya dan ia
akan dimasukkan kedalam neraka. Sebagaimana dalam Alquran
قال تعالى: {مَنْ كَانَ يُرِيدُ العَاجِلَةَ عَجَّلْنَا
لَهُ فِيهَا ثُمَّ
جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُوماً مَدْحُوراً}
Artinya barang
siapa ingin balasan amalnya itu dunia bukan akherat maka kami akan memberinya
di dunia sebanyak yang ia inginkan dari dunia itu, kemudian diakherat kami
tetapkan ia masuk neraka jahannam yang akan mendapat celaan dan jauh dari
rahmat Allah.
Bapa-bapa
ibu-ibu yang kami hormati bahwa beramal karena dunia itu tidak akan mendapat
pahala, hanya mendapat pegal dan cape, sedangkan orang yang beramal karena
Allah akan diterima dan mendapat balasan baik dari Allah sebagaimana dalam
Alquran
{وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا
سَعْيَهَاوَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوراً كُلا نُمِدُّ
هَؤُلاء وَهَؤُلاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَوَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُوراً}
Artinya barang
siapa menginginkan akherat dan beramal untuk akherat dengan melakukan amal-amal
sholeh karena Allah dan ia mukmin maka mereka itu orang-orang yang beramal
mencari pahala akherat maka amalnya diterima setiap orang dari mereka mendapat
rizqi dari Tuhanmu dan pemberian Allah itu tidak ada yang bisa mencegah.
Dalam kitab tanbihul ghofilin diceritakan dari
sebagian ahli hikmah bahwa perumpamaan orang yang beramal karena riya dan
sum’ah itu laksana orang yang keluar dari pasar dan membawa kantong dengan
penuh isi batu, orang-orang mengatakan banyak sekali belanjaannya tapi
kenyataannya itu tidak ada yang bisa dimakan dan tidak mendapat manfaat selain
pujian manusia itu dan orang riya di akherat tidak mendapatkan pahala sebagaimana
firman Allah
قال اللَّه تعالى: {وَقَدِمْنَا إِلَى مَا
عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُوراً}
Artinya amal-amal yang telah mereka lakukan
bukan karena Allah itu Kami membatalkan pahalanya dan kami menjadikannya
sebagaimana debu yang bertaburan di udara, naudzu billahi min dzalik.
Seorang ahli hikmah berkata “Barang siapa mengamalkan
tujuh hal tanpa adanya tujuh maka akan sia-sia amalnya tidak ada manfaatnya
1. Barang siapa mengatakan
takut kepada Allah akan tetapi tidak meninggalkan larangannya maka ucapannya
bohong.
2. Barang siapa
mengatakan saya mengharap pahala dari Allah tapi tidak mencarinya dengan amal
sholeh maka sia-sia ucapannya
3. Barang siapa
hatinya berniat taat kepada Allah dan melakukan kebaikan akan tetapi tidak
melaksanakan pekerjaan taat tersebut maka sia-sia niatnya.
4. Barang siapa
berdo’a kepada Allah agar mendapat taufiq dari Allah akan tetapi tidak
sungguh-sungguh atau tidak dibarengi
dengan pekerjaannya maka sia-sia do’anya. Sebaiknya bersungguh-sungguhlah agar
Allah memberi taufiq tersebut sebagaimana firman Allah
قال اللَّه تعالى: {وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا
لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّه لَمَعَ المُحْسِنِينَ}
Artinya “Orang yang bersungguh-sungguh dalam
taat kepada-Ku maka kami akan memberi petunjuk jalan-jalan menuju kami dan
sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik”.
5. Barang siapa
membaca istighfar tapi tidak menyesali dosa yang telah di kerjakannya maka akan
sia-sia saja istighfarnya.
6. Barang siapa
beramal baik saat banyak orang akan tetapi tidak melakukannya saat sunyi maka
akan sia-sia amalnya.
7. Barang siapa
bersungguh-sungguh berama sholeh tapi amalnya bukan karena Allah maka amalnya
akan sia-sia dan itu menipu orang lain.
Barang siapa beramal sholeh dengan tulus terus
amal tersebut diikuti oleh orang lain maka ia mendapat dua pahala yaitu pahala
amalnya dan pahala diikuti orang lain sebagaimana hadits Nabi saw
قال النبي صلى اللَّه عليه وسلم: "من
سنّ سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة، ومن سنّ سنة سيئة فعليه
وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة وأما إذا كان يعجبه أن يطلع على عمله لا
لأجل الاقتداء به فإنه يخاف ذهاب أجره".
“Barang siapa melakukan amal kebaikan maka ia
mendapatkan pahalanya dan pahala dari orang yang mengikuti perbuatan itu sampai
hari qiyamat, dan barang siapa melakukan amal kejelekan maka ia akan mendapat
dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai hari qiyamat”.
Adapun jika ia memperlihatkan amalnya itu
karena ujub (merasa dirinya hebat) bukan agar orang lain mengikuti jejaknya
maka itu ditakutkan akan tidak mendapatkan pahalanya, Naudzu billah min dzalik.
Amal yang sedikit jika amalnya ikhlas karena Allah
itu lebih baik dari pada amal banyak tidak karena Allah sebab amal sedikit jika
karena Allah maka Allah akan melipat gandakan pahalanya dengan kemurahan Allah
sebagaimana dalam Al quran
قال اللَّه تعالى {وَإِنْ
تَكُنْ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً}
Jika kamu mempunyai satu kebaikan maka Allah
akan melipat gandakannya dan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah.
Adapun amal banyak yang bukan karena Allah maka
tidak akan mendapatkan pahala dan akan dimasukkan kedalam neraka jahannam Na’udzu
billahi min dzalik.
وقيل لبعض الحكماء: من المخلص؟ قال المخلص
الذي يكتم حسناته كما يكتم سيئاته.
Ahli Hikmah di Tanya siapakah orang yang Ikhlas
itu? Ahli Hikmah menjawab orang yang menyembunyikan kebaikan sebagaimana
menyembunyikan kejelekannya, di Tanya lagi apa puncak dari ikhlas itu? Tidak
suka dipuji oleh orang lain,
Syekh dzinnun Al-Mishri ditanya bagaimana
seseorang diketahui bahwa orang itu orang pikihan Allah? Syekh Dzinnun Menjawab
itu bisa diketahui dengan empat hal “meninggalkan kesenangan dunia,
menyedekahkan sesuatu yang dimilikinya, merasa suka saat hilangnya pangkat, dan
perasaan hatinya sama dalam pujian dan celaan dari orang lain”
Bapak-bapak ibu-ibu yang kami Hormati
sesungguhnya surga itu haram atas orang pelit, orang munafik dan orang yang riya, sebagaimana
dalam hadits Nabi saw
وروى عن ابن عباس رضي اللَّه عنهما عن رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلم
أنه قال: "لما خلق اللَّه تعالى جنة عدن خلق فيها ما لا عين رأيت ولا أذن
سمعت ولا خطر على قلب بشر، ثم قال لها تكلمي فقالت {قَدْ أَفْلَحَ المُؤْمِنُونَ}
ثلاثاً، ثم قالت : إني حرام على كل
بخيل ومنافق ومراء".
Ibnu Abbas ra. Meriwayatkan dari Rosulillah saw
sesungguhnya Nabi bersabda “ ketika Allah menciptakan surga aden Allah
menciptakan di dalamnya sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah di
dengar telinga, belum pernah terbesit dalam hati, kemudian Nabi bersabda
“berkatalah wahai surga! Surga menjawab qod aflahal mu’minun 3 kali (benar-benar
bahagia orang-orang mukmin), kemudian surga aden berkata lagi saya haram untuk
orang pelit, munafik dan orang yang riya.
Ciri-ciri orang yang berbuat riya sebagimana yang diriwayatkan oleh sayyidina Ali
itu ada empat yaitu
1. Bermalas-malasan
jika sendirian
2. Beramal
Semangat ketika di hadapan orang-orang.
3. Bertambah
amalnya jika mendapat pujian.
4. Berkurang
amalnya saat mendapat celaan orang.
Adapun baik dalam beramal itu ada tiga hal yaitu mengira bahwa amal dari
Allah itu untuk menghancurkan sifat ujub, dalam amal mengharapkan ridlo Allah
agar bisa menghancurkan hawa nafsunya, mencari pahala amal dari Allah agar bisa
menghancurkan sifat tamak dan riya. Maka dengan tiga hal ini akan bisa ikhlas
dalam beramal.
Sebagian ahli Hikmah berkata agar amal kita
selamat maka butuh empat hal 1. Sebelum beramal harus mengetahui ilmunya, sebab
amal tanpa ilmu itu akan rusak 2. Niat
dalam permulaan amalnya sebab amal tanpa niat itu tidak sah. 3. Bersabar dalam
tengah melakukan amal, 4. Ikhlas ketika membacanya sebab amal tanpa ikhlas itu
tidak diterima, ketika beramal ikhlas maka Allah menerimamu dan diterima oleh
hati para hamba Allah sebagaimana yang diriwayatkan oleh harom bin hayyan
وروى عن هرم بن حيان أنه قال: ما أقبل عبد
بقلبه إلى اللَّه تعالى إلا أقبل اللَّه تعالى بقلوب أهل الإيمان إليه حتى يرزقه
مودّتهم ورحمتهم.
Diriwayatkan dari harom bin hayyan sesungguhnya
ia berkata “ Tidaklah seorang hamba hatinya menghadap kepada Allah kecuali
Allah menghadapkan hati ahli iman kepadanya hingga Allah memberi rizqi ia
mendapat kasih sayangnya dan pengasihnya.
Orang yang mendapat ridlo dan cinta Allah itu
akan dicintai Allah, para malaikat ahli langit dan seluruh makhluk di bumi,
sebagaimana hadits abi huroiroh ra.
عن أبي هريرة عن النبي صلى اللَّه عليه وسلم أنه قال
"إن اللَّه تعالى إذا أحب عبداً قال لجبريل إني أحب فلاناً فأحبه فيقول جبريل
لأهل السماء إن ربكم يحب فلاناً فأحبوه فيحبه أهل السماء فيوضع له القبول في
الأرض، وإذا أبغض اللَّه عبداً فمثل ذلك".
Dari Abi Huroiroh ra. Dari Nabi saw
sesungguhnya beliau bersabda “Sesungguhnya Allah jika mencintai hambanya maka
Allah berfirman kepada malaikat jibril saya mencintai si fulan maka cintalah
kmu kepadanya, terus malaikat jibril berkata kepada ahli langit sesungguhnya
Allah mencintai si fulan maka kalian harap ikut mencintainya lantas ahli langit
mencintainya dan dan sifat dicintai itu diletakkan di bumi, dan jika Allah
membenci seseorang begitu pula.
Auf bin Abdillah meriwayatkan bahwa ahli
kebaikan menulis kepada temannya dengan tiga kalimat “Barang siapa beramal
untuk akheratnya maka Allah mencukupi segala urusan dunianya, barang siapa
memperbaiki hubungan antara dia dan Allah maka Allah memperbaiki antara dia dan
seluruh manusia, barang siapa baik amalnya saat sunyi maka Allah menjadikan
amalnya baik saat ramai atau banyak orang.
Syekh
Hamid Allaqqof berkata jika Allah ingin merusak seseorang maka Allah
menyiksanya dengan tiga hal yaitu1. ia di beri ilmu tapi tidak mau mengamalkan
ilmunya, 2. Ia berteman dengan orang sholeh tapi tidak mengetahui hak-haknya,
3. Ia di bukakan pintu taat kepada Allah tapi ia tidak ikhlas dalam beramalnya.
Naudzu billah min dzalik.
https://www.facebook.com/groups/thibbun/
Kosmetik Hati (Bagian : 2 )